INFRASTRUKTUR KEAIRAN


NAMA : FATMA YANTI

NPM   :  16 630 015

INFRASTRUKTUR KEAIRAN

  1. Bangunan Pengaturan Sungai

Jenis-jenis tanggul

  1. Berdasarkan fungsi (tujuan penggunaan), jenis tanggul dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Tanggul primer.

Tanggul primer adalah bangunan tanggul yang dibangun sepanjang kanan-kiri sungai guna menangkis debit banjir rencana.

b. Tanggul sekunder.

Tanggul sekunder adalah bangunan tanggul yang dibangun di atas bantaran sungai atau yang dibangun dibelakang tanggul primer yang berfungsi sebagai pangamanan atau pertahanan kedua apabila tanggul primer jebol atau rusak. Tergantung terhadap daerah yang harus dilindungi (obyek vital) mungkin diperlukan pembangunan tanggul tersier.

  1. Syarat-syarat stabilitas struktur tanggul harus diperhitungkan/dianalisa terhadap hal-hal sebagai berikut:

a. Badan tanggul harus aman terhadap kemungkinan meluapnya aliran melalui mercu (over topping) pada debit banjir rencana.

b. Berdasarkan butir (a) maka mercu tanggul harus mempunyai jagaan (freeboard) yang cukup aman terhadap muka air sungai pada debit banjir rencana.

c. Tinggi jagaan pada butir (b) harus memenuhi standar kriteria yang berlaku misalnya Standar Nasional Indonesia (SNI).

d. Ketinggian puncak tanggul pada profil memanjang harus disesuaikan dengan muka air banjir rencana sepanjang sungai yang diperlukan.

e. Lereng dan kaki tanggul harus stabil terhadap aliran banjir dan erosi serta gerusan (scouring). Oleh karena itu, harus diberi pelindung. Lapisan pelindung harus disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku tapi juga diperhitungkan terhadap nilai ekonomisnya.

f. Trase tanggul harus ditettapkan secara secermat mungkin dengan memperhatikan situasi dan kondisi morfologi sungai, memperhatikan factor teknik dan non teknik serta kondisi social ekonomi.

g. Jarak antara trase tanggul dengan tebing sungai harus diusahakan cukup memadai supaya apabila terjadi erosi atau longsoran pada tebing sungai tidak mempengaruhi stabilitas tanggul.

h. Tidak boleh terjadi adanyarembesan dan kebocoran (seepage and piping) pada badan tanggul.

i. Tidak boleh terjadi adanya rembesan dan kebocoran pada pondasi tanggul.

j. Tidak boleh terjaddi adanya pergeseran pondasi akibat gempa bumi.

3. Standar perencanaan tanggul tanah.

Berikut disajikan standar jagaan tanggul tanah yang lazim dipakai di Indonesia, sepanjang mercu tanggul tidak digunakan untuk lalu lintas jalan.

a. Tinggi standar jagaan (freeboard)

Apabila data-data mengenai koefisien run off (pengaliran) dan factor reduksi tidak diketahui, maka untuk menentukan debit sungai normal dapat menggunakan rumus Chezy sebagai berikut :

Q = C.B.H3/2.I1/2

Dimana :

Q = Debit sungai normal

C = koefisien Chezy

B = lebar sungai normal

H = kedalaman air rata-rata

I = kemiringan permukaan air sungai

Dengan catatan bahwa kecepatan air padda debit normal sekitar 1,5 – 2 m/det

b. Lebar standar mercu tanggul

c. Kemiringan lereng tanggul (slope of levee).

Untuk menentukan kemiringan tanggul guna keperluan desain sangat erat kaitannya dengan karakteristik mekanika tanah dari jenis tanah serta infiltrasi air melalui badan tanggul tersebut. Oleh karena itu apabila proyek itu besar syarat mutlak jenis tanah untuk timbunan maupun jenis tanah untuk calon pondasi tanggul harus diadakan penyelidikan laboratorium mekanika tanah. Dari hasil laboratorium tersebut dapat diketahui kekuatan geser dan kohesi yang bekerja diantara partikel-partikel tanah karena adanya gravitasi. Stabilitas lereng tanggul dapat dihitung berdasarkan konsep bidang gelincir lingkaran yang rumusnya sebagai berikut :

Rumus umum :

SF = (E t I)/(W sin f)

Dimana :

SF = factor keamanan (safety factor)

W = tegangan oleh gaya berat irisan vertical persatuan lebar (t/m)

I = panjang busur lingkaran galiner (m)

f = sudut antara setiap garis tengah irisan

t = tegangan geser persatuan luas (t/m2)

Untuk mencari tegangan geser (t) dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

t = q tg f + C

Dimana :

q= tegangan kompresive vertical

f = sudut geser dalam

C = kohesi







Krib

Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah, guna mengatur arus sungai dan tujuan utamanya adalah :

  1. Mengatur arah arus sungai,
  2. Mengurangi kecepatan arus sungai sepanjang tebing sungai,
  3. Mempercepat sedimentasi,
  4. Menjamin keamanan tanggul atau tebing terhadap gerusan,
  5. Mempetahankan lebar dan kedalaman air pada alur sungai,
  6. Mengonsentrasikan arus sungai dan memudahkan penyadapan.

dinding krib

                                                                 dinding krib

Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya, apabila krib dibangun secara kurang semestinya, maka tebing di seberangnya dan bagian sungai sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat seksama sebelum penetapan type suatu krib yang akan di bangun.

Penggunaan krib

                                                          Penggunaan krib

Tujuan dari pengaturan alur sungai antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Mengatur aliran sungai sedemikian rupa sehingga pada waktu banjir air dapat mengalir dengan cepat dan aman,
  2. Mengatur kecepatan aliran sungai yang memungkinkan adanya pengendapan dan pengangkutan sedimen dengan baik,
  3. Mengarahkan aliran ke tengah alur sungai agar tebing sungai tidak terkikis,

Mengarahkan aliran sungai sehingga dapat dipergunakan untuk pelayaran.

Krib untuk melindungi tebing sungai terhadap longsor

                             Krib untuk melindungi tebing sungai terhadap longsor



KLASIFIKASI KRIB

  1. Krib Permeable

Pada tipe permeable, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan melindungi tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energy yang terkandung dalam aliran sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengai itu mengndapkan sendimen yang terkandung dalam aliran. Krib permeable terbagi dalam beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang, rangka pyramid, dan jenis rangka kotak. Krib permeable disebut juga dengan krib lolos air. Krib lolos air adalah krib yang diantara bagian-bagian konstruksinya dapat dilewati aliran, sehingga kecepatannya akan berkurang karena terjadinya gesekan dengan bagian konstruksi krib tersebut dan memungkinkan adanya endapan angkutan muatan di tempat ini.

permeable krib

                                                               permeable krib

  1. Krib Impermeable

Krib dengan konstruksi tipe impermeable disebut juga krib padat atau krib tidak lolos air, sebab air sungai tidak dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk membelokkan arah arus sungai dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam di depan ujung krib atau bagian sungai di sebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, di pertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi fleksibel seperti matras atau hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi, terdapat beberapa jenis krib impermeable misalnya brojong kawat, matras dan pasangan batu.

krib impermeable

                                                                 krib impermeable

  1. Krib Semi Permeable

Krib semi permeable ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeable dan krib padat. Biasanya bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi. Sedangkan bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeable disesuaikan dengan fungsi dan kondisi setempat. Krib semi permeable disebut juga dengan Krib semi lulus air adalah krib yang dibentuk oleh susunan pasangan batu kosong sehingga rembesan air masih dapat terjadi antara batu-batu kosong.

  1. Krib Silang dan Memanjang

Krib yang formasinya tegak lurus atau hamper tegak lrus sungai dapat merintangi arus dan dinamakan krib melintang. Sedangkan krib yang  formasinya hamper sejajar arah arus sungai di sebut krib memanjang.

PERENCANAAN KRIB

Dalam mempersiapkan perencanaan krib, diperlukan survey mengenai topografi, debit dan kecepatan aliran sungai dan transportasi sedimen yang ada disungai. Tipe dan cara pembuatan krib ditetapkan secara empiris dengan memperhatikan pengalaman masalalu dalam pembuatan krib yang hamper sejenis.

Secara umum, hal-hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan krib adalah sebagai berikut :

  • Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu diperoleh data mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama atau hampir sama, kemudahan pelaksanaanya dan besarnya pembiyayaan.
  • Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar, maka permukaan air sungai normal harus dinaikan dengan krib yang panjang, dengan memperhatikan biaya pelaksanaan dan pemeliharaannya.
  • Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi tebing sungai terhadap pukulan air, panjang krib harus diperhitungkan pula terhadap timbulnya pukulan air pada tebing sungai di seberangnya.
  • Krib tidak berfungsi baik pada sungai keeil dan sempit alurnya.
  • Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan normal air sungai, perlu dipertimbangkan kapasitasnya disaat terjadinya debit yang lebih besar atau debit banjir.

Terdapat 3 macam formasi krib yaitu :

  • Krib Tegak lurus : krib yang arahnya tegak lurus aliran.
  • Krib condong kearah hulu disebut juga sebagai krib tajam : krib yang arahnya menyerong ke hulu
  • Krib condong kearah hilir.

Penetapan tinggi krib pada umumnya akan lebih menguntungkan apabila evaluasi mercu krib dapat dibuat serendah mungkin ditinjau dari stabilitas bangunan terhadap gaya yang mempengaruhinya, sebaiknya elevasi mercu dibuat 0,50-1,00 meter diatas elevasi rata-rata permukaan air rendah. Dari hasil pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah dibangun dan berfungsi dengan baik, diperoleh angka perbandingan antara tinggi krib dan kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 – 0,30.

Arah aliran dan sudut sumbu krib

                                            Arah aliran dan sudut sumbu krib

Panjang dan jarak antara krib ditetapkan secara empiris yang didasarkan pada pengamatan data sungai yang bersangakutan antara lain situasi sungai, lebar sungai, kemiringan sungai, debit banjir, kedalaman air, debit normal, transportasi sedimen dan kondisi sekeliling sungai. Krib memanjang adalah krib yang ditempatkan hampir sejajar dengan arah arus sungai dan biasanya digunakan untuk melindungai tebing alur sungai dan mengatur arah arus sungai agar alur sungai tidak mudah berpindah-pindah.

KONSTRUKSI KRIB

  • Krib tiang pancang : adalah contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk krib memanjang maupun krib melintang. Konstruksinya sangat sederhana dan dapat meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai yang tidak deras arusnya.

Krib tiang pancang

                                                           Krib tiang pancang

  • Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari lapisan batu atau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai kemampuan bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib tiang pancang.

krib rangka

                                                              KRIB RANGKA

  • Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah dibangun.

  • Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat fleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pemah dibangun.

krib blok beton

                                                         krib blok beton

krib blok beton

                                                             krib blok beton

PEMILIHAN TIPE KRIB

Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan resim sungai pada lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat kesulitan dan jangka waktu pelaksapannya. Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk denah, kemiringan memanjang dan bentuk penampung lintang krib, elevasi muka air, debit, keeepatan arus baban dasar dan arab pergeseran pada sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan fungsi hidrolika dari krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan contoh-contoh bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu.

Dalam proses penentuaqn tipe kirb diperlukan perhatian khusus pada hal-hal sebagai berikut :

  • Krib permeabel yang rendab dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup memadai untuk melindungi tebing sungai.
  • Krib tidak cocok untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau untuk sungai-sungai kecil.

Krib permeabel berCelah besar, seperti krib tiang paneang


Komentar