KONSERVASI DAS
NAMA : FATMA YANTI
NPM : 16 630 015
KONSERVASI DAERAH ALIRAN SUNGAI
A. Pengertian Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah yang merupakan kesatuan ekosistem yang dibatasi oleh pemisah topografis dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan penyalur air, sedimen, unsur hara melalui sistem sungai, megeluarkannya melalui outlet tunggal. Apabila turun hujan di daerah tersebut, maka air hujan yang turun akan mengalir ke sungai-sungai yang ada disekitar daerah yang dituruni hujan. Karena manfaan DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan hujan yang jatuh melalui sungai.
ISTILAH LAIN DAS
- Daerah aliran sungai (DAS)
- Daerah pengaliran sungai (DPS),
- River basin,
- Drainage basin,
- Cacthment area,
- Watershed.
Daerah Aliran Sungai yang biasa disebut DAS adalah suatu wilayah daratan yang
merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau
atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan
batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas
daratan. (PP No 37 tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1)
DAS dalam
bahasa Inggris disebut Watershed
atau dalam skala luasan kecil disebut Catchment Area adalah suatu wilayah
daratan yang dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas pemisah topografi,
yang berfungsi menerima, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh di
atasnya ke alur-alur sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai
utama, akhirnya bermuara ke danau/waduk atau ke laut.
- Macam Macam DAS (Daerah Aliran Sungai)
Sub DAS adalah bagian
dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke
sungai uatama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS.
Sub
DAS adalah suatu
wilayah kesatuan ekosistem yang terbentuk secara alamiah, air hujan meresap
atau mengalir melalui cabang aliran sungai yang membentuk bagian wilayah DAS.
Sub-sub
DAS adalah suatu
wilayah kesatuan ekosistem yang terbentuk secara alamiah, dimana air hujan
meresap atau mengalir melalui ranting aliran sungai yang membentuk bagian dari
Sub DAS.
Daerah Tangkapan
Air (DTA) adalah Daerah
Tangkapan Air adalah suatu kawasan yang berfungsi sebagai daerah penadah air
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sumber
air di wilayah daerah.
Daerah Tangkapan
Air (DTA) adalah kawasan
di hulu danau yang memasok air ke danau.
Wilayah sungai
adalah kesatuan wilayah tata pengairan sebagai
hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran sungai. (Permen No 39/1989
Tentang pembagian wilayah sungai Pasal 1 ayat 1)
Sungai adalah system pengaliran air mulai dari mata air sampai
muara dengan dibatasi pada kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh
garis sempadan. (Permen No 39/1989 Tentang pembagian wilayah sungai Pasal 1
ayat 2)
Bagian Hulu DAS
adalah suatu wilayah
daratan bagian dari DAS yang dicirikan dengan topografi bergelombang, berbukit
dan atau bergunung, kerapatan drainase relatif tinggi, merupakan sumber air
yang masuk ke sungai utama dan sumber erosi yang sebagian terangkut menjadi
sedimen daerah hilir.
Bagian Hilir DAS
adalah suatu wilayah daratan bagian dari DAS yang
dicirikan dengan topografi datar sampai landai, merupakan daerah endapan
sedimen atau aluvial.
Macam macam DAS
berdasarkan fungsi Hulu,
Tengah dan Hilir yaitu:
- bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.
- bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.
- bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengelolaan air limbah.
C. Fungsi DAS (Daerah Aliran Sungai)
Daerah Aliran Sungai sebagai suatu hamparan
wilayah atau kawasan yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur
hara serta mengalirkannya ke laut atau danau. Sehingga fungsi hidrologisnya
sangat dipengaruhi oleh jumlah curah hujan yang diterima dan geologi yang
mempengaruhi bentuk lahan. Adapaun fungsi hidrologis yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
- Mengalirkan air
- Menyangga kejadian puncak hujan
- Melepas air secara bertahap
- Memelihara kualitas air
- Mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor)
D. Manfaat Daerah Aliran Sungai
Sebagai tempat penampungan air hujan dan
banyak manfaat lain dari DAS bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan, DAS
harus selalu dijaga kelestariannya. Cara menjaga kelestarian DAS antara lain
tidak menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areal DAS. Cara lainnya yaitu tidak
mendirikan bangunan di areal DAS sebagai tempat pemukiman atau keperluan
lainnya. DAS ini termasuk kedalam potensi
gografis indonesia yang harus di manfaatkan agar mendapatkan keuntungan
dari alam.
Kerusakan DAS dapat terlihat dari adanya
tanda-tanda yang berupa:
- Lahan pertanian di sekitar DAS, tanahnya gundul, tandus, dan kritis.
- Di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat
- Air sungai meluap
- Sering terjadi banjir
- Terbentuk delta (daerah aluvial) sungai
- Dataran pantai (tempat bermuaranya sungai) bertambah luas.
- Terbentuknya endapan yang terjadi di kanan kiri sungai
Tujuan Pengelolaan
DAS
Adapun tujuan pengelolaan DAS yaitu :
- Mengkonservasi tanah pada lahan pertanian.
- Memanen/menyimpan kelebihan air pada musim hujan dan memanfaatkannya pada musim kemarau.
- Memacu usahatani berkelanjutan dan menstabilkan hasi l panen melalui perbaikan pengelolaan sistem pertanian.
- Memperbaiki keseimbangan ekologi (hubungan tata air hulu dengan hilir, kualitas air, kualitas dan kemampuan lahan, dan keanekaragaman hayati).
Cara Mengelola DAS
Adapun cara mengelola DAS yaitu :
- Apa yang ada di dalam DAS (apa potensi DAS)?Potensi DAS: Kemiringan lahan rata-rata 40%, curah hujan tahunan 2200 mm, kesuburan sedang, luas DAS 22,000 ha, jumlah penduduk 50,000 jiwa. DAS digunakan untuk pertanian tanaman semusim secara intensif.
- Apa masalah yang ada di dalam DAS?Masalah: Air sungai makin berlumpur dan banjir lebih sering terjadi dibandingkan dengan ketika lahan masih berupa hutan.
- Apa yang kita inginkan dari pengelolaan DAS?Tujuan pengelolaaan: Air sungai bersih kembali dan banjir terkendali
- Apa yang bisa diperbaiki/dirubah? Perbaikan DAS yang mungkin dilakukan: Perubahan pola tanam menjadi tanaman tahunan atau campuran tanaman tahunan dengan tanaman semusim dan pembuatan embung.
Cara memperbaiki
DAS
Perbaikan DAS yang mungkin dilakukan: Perubahan pola
tanam menjadi tanaman tahunan atau campuran tanaman tahunan dengan tanaman
semusim dan pembuatan embung.
Apa dampak
perbaikan tersebut terhadap masyarakat yang ada di dalam DAS?Perubahan yang mungkin terjadi: Kekeruhan air
sungai dan banjir berkurang, air untuk minum ternak dan menyiram tanaman
tersedia lebih lama karena adanya embung.
D.
Karakteristika Sungai
Sungai
berfungsi sebagai pengumpul curah hujan dalam
suatu daerah tertentu dan mengalirkannya ke laut.
Manfaat sungai sebagai sumber air : pembangkit
tenaga listrik, pelayaran, pariwisata, perikanan, pertanian (irigasi)
Kedalaman sungai, bisa menyumbat aliran
sungai dan terjadilah banjir. Selain itu pendangkalan sungai juga bisa
mengakibatkan meluapnya air sungai,jika terdapat debit air
yang banyak yang melebihi kemampuan daya tampung aliransungai. Sehingga diperlukan beberapa analisis yang detail guna mengatasi seberapajauh sedimentasi sungai yang
mempengaruhi terjadinya banjir. Aliran sungai pada umumnya memiliki aliran yang bercabang, denganaliran yang memiliki debit besar sebagai sungai utama dan anak sungai untuk debit yang lebih kecil dari sungai utama. Pecabangan sungai juga merupakan salah satu tempat yang rawan mengakibatkan banjir, karena tingkat sedimentasi yang terjadi dalam aliran tersebut dipengaruhi oleh dua aliran dengan tingkat debit aliran yang berbeda. Sehingga tingkat sedimentasi pada percabangan, dimungkinkan lebih banyak dibandingkan dengan tingkat sedimentasi pada aliran yang lain. Hal itu dikarenakan sedimen yang dibawa tidak hanya dari satu arus sungai,tapi bisa lebih dari satu sungai. Dalam aliran sungai yang terdapat sedimentasi, tingkat sedimentasi bisa diakibatkan oleh beberapa faktor alam, dan juga keadaan morfologi dari sungai tersebut. Tingkat sedimentasi dari segi morfologi memiliki beberapa faktor, salah satunya keadaan dinding sungai, adanya jembatan, dan adanya pelengseran pada bagian bagian bawah sungai yang tentu dari keadaan morfologi tersebut mempengaruhi tingkat sedimentasi. Selain itu, ada juga faktor alam yang mempengaruhi dalam proses sedimentasi. Kecepatan aliran sungai, debit aliran, dan juga ketinggian sungai bisa mengakibatkan proses sedimentasi bisa semakin besar terjadi. Karena itu bias dimungkinkan kalau faktor-faktor tersebut tidak terprediksi, banjir bisa terjadi kapan saja.
yang banyak yang melebihi kemampuan daya tampung aliransungai. Sehingga diperlukan beberapa analisis yang detail guna mengatasi seberapajauh sedimentasi sungai yang
mempengaruhi terjadinya banjir. Aliran sungai pada umumnya memiliki aliran yang bercabang, denganaliran yang memiliki debit besar sebagai sungai utama dan anak sungai untuk debit yang lebih kecil dari sungai utama. Pecabangan sungai juga merupakan salah satu tempat yang rawan mengakibatkan banjir, karena tingkat sedimentasi yang terjadi dalam aliran tersebut dipengaruhi oleh dua aliran dengan tingkat debit aliran yang berbeda. Sehingga tingkat sedimentasi pada percabangan, dimungkinkan lebih banyak dibandingkan dengan tingkat sedimentasi pada aliran yang lain. Hal itu dikarenakan sedimen yang dibawa tidak hanya dari satu arus sungai,tapi bisa lebih dari satu sungai. Dalam aliran sungai yang terdapat sedimentasi, tingkat sedimentasi bisa diakibatkan oleh beberapa faktor alam, dan juga keadaan morfologi dari sungai tersebut. Tingkat sedimentasi dari segi morfologi memiliki beberapa faktor, salah satunya keadaan dinding sungai, adanya jembatan, dan adanya pelengseran pada bagian bagian bawah sungai yang tentu dari keadaan morfologi tersebut mempengaruhi tingkat sedimentasi. Selain itu, ada juga faktor alam yang mempengaruhi dalam proses sedimentasi. Kecepatan aliran sungai, debit aliran, dan juga ketinggian sungai bisa mengakibatkan proses sedimentasi bisa semakin besar terjadi. Karena itu bias dimungkinkan kalau faktor-faktor tersebut tidak terprediksi, banjir bisa terjadi kapan saja.
1. Daerah Pengaliran
Daerah pengaliran sebuah sungai
adalah daerah tempat presipitasi itu mengkonsentrasi ke sungai. Garis batas
daerah-daerah aliran yang berdampingan disebut
batas daerah pengaliran. Luas daerah pengaliran diperkirakan dengan pengukuran
daerah itu
pada peta topografi. Daerah pengaliran, topografi, tumbuh-tumbuhan dan geologi
mempunyai pengaruh terhadap debit banjir, corak banjir, debit pengaliran dasar
dan seterusnya.
2. Corak dan Karakteristik Daerah Pengaliran
a. Daerah Pengaliran Berbentuk Bulu Burung
Jalur daerah di kiri kanan sungai utama di mana anak-anak sungai
mengalir ke sungai utama disebut daerah pengaliran bulu burung. Daerah
pengaliran sedemikian mempunyai debit banjir yang kecil, oleh karena waktu tiba
banjir dari anak-anak sungai itu berbeda-beda. Sebaliknya banjirnya berlangsung
agak lama.
- Daerah Pengaliran RadialBentuk DAS radial terjadi karna arah alur sungai seolah-olah memusat pada satu titik sehingga menggambarkan bentuk radial: kadang-kadang berbentuk kipas/lingkaran, anak-anak sungainya mengkonsentrasi ke suatu titik secara radialAliran yang datang dari segala penjuru arah alur sungai memerlukan waktu yang hampir bersamaan: jika terjadi hujan yang merata di seluruh DAS menyebabkan banjir besar di dekat ttk pertemuan anak-anak sungai
- Daerah Pengaliran ParalelBentuk ini mempunyai corak dimana dua jalur daerah pengaliran yang bersatu di bagian pengaliran yang bersatu dengan bagian hilir. Banjir itu terjadi di sebelah hilir titik pertemuan kedua alur sungai.
- Daerah Pengaliran Yang KompleksGabungan dari dua atau lebih DAS, hanya beberapa buah daerah pengaliran yang mempunyai bentuk kompleks.
3. Koefisien Yang Memperlihatkan Corak Daerah Pengaliran
a. Koefisien Corakbentuk
Koefisien ini memperlihatkan perbandingan antara luas daerah pengaliran itu denngan panjang sungainya.
F = koefisien
corak/bentuk
A = luas DPS (km2)
L = panjang sungai utama (km)
Makin besar
F, makin lebar daerah pengaliran itu.
- Kerapatan SungaiIndeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai dalam suatu DPS, dan dapat menujukkan keadaan topografi dan geologi DPS.
- Profil memanjang dan melintangProfil sungai adalah hubungan antara jarak dan
permukaan
dasar sungai yang diukur sepanjang sungai
baik secara
memanjang maupun melintang
Berdasarkan fluktuasi debitnya, sungai dikelompokkan
menjadi tiga
macam :
- Sungai perennialSungai yang tidak pernah kering baik musim kering apalagi
musim hujan.
Sumbangan akuifer (air tanah) sebagai aliran dasar pada sungai.
Penghujan kemarau
- Sungai intermittentPada musim hujan banjir, pada musim kemarau mengecil (hampir kering). Akuifer buruk, tidak memberikan sumbangan aliran dasar ke dalam sungai pada musim kemarau penghujan kemarau.
Penghujan kemarau
- Sungai ephemeralPada musim hujan dan kemarau tidak pernah terisi penuh, disebabkan akuifer berada di bawah dasar sungai sehingga terdapat aliran pada saat terjadi hujan saja.
Penghujan kemarau
Daftar
Pustaka
Komentar
Posting Komentar